Lingkup
bidang kebidanan memberikan asuhan kebidanan baik pada pasien yang beresiko
terinfeksi atau telah terinfeksi. Pengetahuan mengenai bagaimana terjadinya
infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadi penyebaran
infeksi dengan cara mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan
parasitologi yang terkandung pada ilmu mikrobiologi. Sterilisasi sendirimerupakan proses yang sangat penting dalam dunia kesehatan. berikut adalah penjelasan mengenai sterilisasi dalam dunia kebidanan.
2.1
Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi
adalah proses yang sangat penting dalam dunia kesehatan. Sterilisasi adalah proses menghilangkan
segala jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah segala jenis mikroorganisme
baik itu protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, dan virus yang
terdapat pada suatu benda. Proses sterilisasi membutuhkan biocidal agent
ataupun proses fisik untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme tersebut.
Sterilisasi
harus diatur sedemikian rupa dan tepat untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Metode sterilisasi harus disesuaikan dengan target yang akan
disterilisasi dan tipe mikroorganismenya. Zat kimia untuk sterilisasi disebut
dengan sterilant.
Adapun
istilah lainnya untuk sterilisasi adalah disinfeksi, yang artinya adalah proses
pembunuhan atau penghilangan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit.
Zat disinfeksi disebut dengan disinfektan,
yang biasanya terdiri dari zat kimiawi dan digunakan pada objek tak hidup.
Salah satu contoh dari zat disifenktan adalah alkohol 70%.
Hal
lainnya yang berhubungan dengan sterilisasi adalah sanitasi. Proses sanitasi
adalah proses pengurangan atau reduksi populasi mikroorganisme sampai mencapai
tingkatan yang dianggap aman oleh standar kesehatan masyarakat. Zat sanitasi
disebut dengan sanitizer.
Contoh sanitizer adalah zat yang digunakan untuk membersihkan tangan sebelum
kalian makan.
Selanjutnya,
proses yang masih berhubungan dengan sterilisasi adalah antisepsis. Antisepsis
adalah proses pencegahan infeksi atau mematikan mikroorganisme dengan cara
kimia. Zat antisepsis disebut dengan antiseptik.
Proses ini tidak merusak jaringan inang dan tidak lebih toksik dari
disinfektan. Antiseptik yang bersifat membunuh mikroorganisme umumnya memiliki
nama akhiran -sida (cide). Contohnya adalah germisida (germicide) yang
dapat membunuh banyak patogen tetapi tidak berefek pada endospora bakteri,
bakterisida, fungisida, algisida, dan virusida. Sedangkan antiseptik yang tidak
bersifat membunuh mikroorganisme maka zat tersebut hanya berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganismenya saja, umumnya memiliki nama akhiran
-statik (static). Contohnya dalah fungistatik dan bakteriostatik.
Seperti
yang telah dijelaskan di atas, setiap mikroorganisme memiliki sensivitas yang
berbeda-beda terhadap metode sterilisasi. Misalnya endospora bakteri resisten
(tahan) terhadap panas, iradiasi, dan detergen; virus tanpa envelope resisten terhadap pelarut organik dan
detergen; mycoplasma dan virus tidak
dapat dihilangkan dengan filter steril yang memiliki ukuran pori 0.2 um.
Hal-hal
yang mempengaruhi efisiensi metode sterilisasi dan efektivitas agen mikroba
adalah sebagai berikut
1.
Ukuran populasi
mikroorganisme
2.
Komposisi populasi
mikroorganisme
3.
Konsentrasi atau
intensitas agen antimikroba
4.
Lama paparan
5.
Temperatur
6.
Lingkungan sekitar
Adapun
tujuan dari sterilisasi tersebut adalah :
1.
Mencegah terjadinya infeksi,
2.
Menjadikan alat-alat kesehatan menjadi lebih awet dan tidak
cepat rusak,
3.
Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam alat kesehatan,
4.
Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam
melakukan praktek kesehatan.
2.2
Metode Sterilisasi Panas
Metode
sterilisasi panas merupakan metode yang termasuk ke dalam metode sterilisasi
fisik dan paling banyak digunakan. Metode sterilisasi panas khusus digunakan
untuk mensterilkan alat dan bahan yang tahan panas, misalnya bahan yang terbuat
dari kaca dan aquadest. Metode sterilisasi panas dibagi menjadi dua, yaitu
metode sterilisasi panas basah atau lembap dan metode sterilisasi panas kering.
Metode sterilisasi panas kering.
sterilizator panas kering
Penggolongan
sterilisasi panas dan kering ini didasarkan pada sensitifitas benda yang akan
disterilkan. Jadi, jika suatu benda sensitif terhadap kelembapan, maka
digunakan sterilisasi panas kering, begitu juga dengan jika suatu benda tahan
terhadap kelembapan, maka digunakan sterilisasi panas basah. Kedua metode ini
meiliki kesamaan, yaitu sama-sama menggunakan panas sebagai cara untuk
mensterilkan. Yang berbeda adalah panas kering tidak menggunakan air, sedangkan
panas basah menggunakan air dalam proses sterilisasinya.
2.3
Sterilisasi Penguapan
atau Panas Basah
Sterilisasi panas basah
memiliki faktor tambahan dalam hal sterilisasi, yaitu penggunaan uap air. Salah
satu prakteknya adalah kalian merebus alat dan bahan yang telah dipakai pada
kegiatan mikrobiologi, dengan tujuan membunuh semua mikroorganisme yang ada
pada alat dan bahan tersebut agar tidak mengontaminasi lingkungan sekitar.
Perebusan dapat dilakukan menggunakan air mendidih dengan suhu 100 0C
selama 10 menit. Hal tersebut cukup efektif untuk membunuh sel-sel vegetatif
dan spora eukariot, namun tidak efektif untuk endospora bakteri. Sterilisasi
panas basah digunakan untuk alat dan bahan yang sensitif panas.
autoclave
Sterilisasi panas basah
menggunakan temperatur di atas 100 0C dilakukan dengan menggunakan
uap dengan bantuan autoklaf . Prinsip kerja sterilisasi dari autoklaf adalah
mempercepat proses koagulasi. Proses sterilisasi menggunakan autoklaf dapat
membunuh mikroorganisme dengan cara mendenaturasi atau mengkoagulasi protein
pada enzim dan membran sel mikroorganisme. Proses sterilisasi menggunakan
autoklaf dapat membunuh endospora bakteri. Tipe-tipe autoklaf adalah portable bench top, gravity displacement,
dan multicycle porous-load.
Proses
sterilisasi panas terdiri dari tiga tahap.
a. Tahap pemanasan (heating stage):
peningkatan temperatur pada alat dan bahan yang akan disterilkan
b. Tahap sterilisasi (holding stage):
tahap pendiaman. Artinya, tahap ini sudah mencapai temperatur yang diinginkan,
selanjutnya adalah mendiamkan alat dan bahan tersebut berada pada temperatur
tersebut pada waktu tertentu
c.
Tahap pendinginan (cooling stage): penurunan suhu setelah alat dan bahan
tersebut berapa pada temperatur dan suhu tertentu.
2.4
Sterilisasi panas kering
Sterilisasi panas kering
berfungsi untuk meniadakan atau mematikan segala jenis mikroorganisme yang
berada pada alat yang akan digunakan pada kegiatan mikrobiologi. Cara kerjanya
adalah dengan mengoksidasi komponen sel atau mendenaturasi enzim. Metode ini
tidak dapat digunakan untuk bahan yang terbuat dari karet, plastik, dan kaca
yang tidak tahan panas. Waktu yang dibutuhkan sterilisasi ini sekitar 2 sampai
3 jam.
Pada beberapa buku,
metode ini dianggap memiliki penetrasi lemah. Hal tersebut dikarenakan oleh
faktor yang digunakan untuk sterilisasi hanya panas saja. Seperti yang telah
kalian ketahui, ada beberapa mikroorganisme yang mampu bertahan pada panas
bukan. Selanjutnya, ada dua metode sterilisasi panas kering, yaitu
1.
Insinerasi
(inceniration), yaitu pembakaran langsung dengan menggunakan nyala api Bunsen
(suhunya sekitar 350 derajat Celcius)
2.
Dengan udara panas oven
dengan temperatur yang berbeda-beda sesuai dengan merk dan tipe oven.
2.5
Sterilisasi Kimia
Metode sterlisasi kimia dilakukan pada alat
dan bahan yang sensitif terhadap panas. Biasanya, alat dan bahan tersebut akan
rusak jika disterilkan pada suhu tinggi. Sterilisasi ini menggunakan
bahan-bahan kimia yang sifatnya dapat membunuh berbagai microorganism yang
menempel pada alat-alat kesehatan.
Kemampuan agen
antimikroba kimiawi dikelompokkan berdasarkan efisiensinya dalam membunuh suatu
mikroorganisme. Misalnya, seluruh agen germisida dikelompokkan dalam kategori
tingkat tinggi karena efektif membunuh seluruh bentuk mikroorganisme, termasuk
endospora bakteri. Agen kimiawi dengan kategori sedang didefinisikan dengan tuberkuloisidal
karena mampu membunuh Mycobacterium tuberculosis dan umumnya efektif terhadap
kebanyakan virus yang resisten seperti virus hepatitis dan rhinovirus.
Agen kimiawi dengan
kagori sedang ini tidak efektif dalam membunuh endospora bakteri. Agen kimiawi
dengan kategori rendah tidak bersifat tuberkuloisidal, tidak efektif terhadap
endospora bakteri, beberapa jenis spora fungi, serta naked virus (virus yang
tidak memiliki amplop).
Metode sterilisasi kimia
dapat dilakukan dengan menggunakan gas (fumigasi atau pengasapan) dan radiasi.
beberapa bahan kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi gas adalah etilen
oksida, gas formaldehid, asam parasetat, dan glutaraldehid alkalin. Sterilisasi
kimia dapat juga dilakukan dengan penggunaan cairan desinfektan berupa senyawa
aldehid, hipoklorit, fenolik, dan alkohol.
Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi
a)
Alkohol
1.
Paling efektif untuk sterilisasi dan desinfeksi membran sel
rusak
2.
Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi & enzim tdk aktif
b)
Halogen
Mengoksidasi protein
kuman
c)
Yodium
1.
Konsentrasi yg tepat tidak mengganggu kulit
2.
Efektif terhadap berbagai protozoa
d)
Klorin
1.
Memiliki warna khas dan bau tajam
2.
Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah
e)
Fenol (as. Karbol)
1.
Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel
menurunkan tegangan permukaan
2.
Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu
desinfektan
f)
Peroksida (H2O2)
1.
Efektif dan nontoksid
2.
Molekulnya tidak stabil
3.
Menginaktif enzim mikroba
g)
Gas Etilen Oksida
Mensterilkan
bahan yang terbuat dari plastic
2.6
Memantau Prosedur Sterilisasi
Ada
beberapa cara yang dapan digunakan untik memantau prosedur sterilisasi, salah
satunya yaitu SPO
Standar
Operasional Prosedur Sterilisasi adalah salah satu komponen penting dalam
pelaksanaan akreditasi di sarana pelayanan kesehatan. Untuk itu tim akreditasi
membutuhkan template/contoh standar operasional prosedur, yang nantinya
disesuaikan dengan kondisi masing-masing RS/Puskesmas/Klinik. Berikut contoh
Standar Operasional Prosedur Sterilisasi
2.7
Penyimpanan dan Ruang Sterilisasi
Semua alat yang telah disterilkan harus
disimpan dengan baik untuk menjaga tingkat sterilitasnya. Simpanlah di dalam
tempat yang bersih dan kering dan terlindung dari benda tajam atau hal-hal lain
yang dapat merusak pembungkus.
Tempat untuk penyiapan peralatan,
pembungkusan, proses sterilisasi, penyimpanan dan distribusi merupakan daerah
terbatas dalam arti tidak semua orang dapat memasuki daerah tersebut. Sistem
ini membutuhkan tambahan kompresor udara atau nitrogen begitu pula tambahan
listrik, outlet, dan beberapa stop kontak dinding. Adapun persyaratan ruangan
sterilisasi adalah sebagai berikut:
·
dinding dan lantai harus kokoh
·
mempunyai ventilasi
·
temperatur berkisar 18 - 22 derajtcelc
·
penerangan yang memadai
·
mempunyai tempat untuk cuci tangan
·
daerah persiapan, distribusi, serta
dekontaminasi sebaiknya terpisah
·
daerah sterilisasi sebaiknya jangan
berdekatan dengan tempat pencucian atau persiapan linen
·
tempat penyimpanan bahan telah disteril
harus kering, bersih, mempunyai ventilasi, mempunyai lemari untuk penyimpanan.
Peralatan yang akan digunakan harus
dibedakan dengan bahan yang kotor, bahan yang tercemar dan harus telah
dibersihkan. peralatan didekotaminasi sebelum disiapkan dan dikirim untuk
sterilisasi. Begitu pula untuk beberapa peralatan yang baru dibeli sebaiknya
disteril dahulu sebelum dipakai kecuali sudah ada tanda bahwa peralatan
tersebut telah steril.
Berbagai peralatan bedah, dan
peralatan yang membutuhkan perlakuan khusus harus dibedakan. Pembersihan dengan
air akan membantu menghilangkan kotoran prosesnya dapat dilakukan dengan tangan
langsung atau secara mekanik. Air hangat dan deterjen dapat membantu untuk
pembersihan peralatan dilihat apakah terjadi keretakan, kerusakan, dan harus
dikeringkan sebelum disteril.
Sistem pengepakan harus memperhatikan
:
-
Dapat mencegah mikroorganisme masuk setelah
steril
-
Tidak sobek dan ada celah setelah steril
-
Peralatan yang disteril haus tahan terhadap
temperatur panas
Selain itu ada pula CSSD (Central
Sterilization Supply Department) /
Instalasi Sterilisasi Sentral adalah bagian di
institusi pelayanan
kesehatan (rumah sakit)
yang mengurus suplai dan
peralatan bersih atau steril. Dinyatakan sebagai salah satu upaya dalam
pengendalian infeksi rumah
sakit dan merupakan
bagian penting dalam Perencanaan Pengendalian Infeksi
(PPI).
Tugas
utama CSSD meliputi 5 pekerjaan utama yaitu:
1.
Dekontaminasi dan pencucian
2.
Inspeksi dan pengemasan
3.
Sterilisasi
4.
Penyimpanan
5.
Distribusi
Pada tahap penyimpanan, seluruh alat
steril disimpan pada ruangan dengan kaidah 'clean room', dimana suhu dan
kelembapan diatur, pembatasan lalu lintas personel, ventilasi agar bertekanan
positif, dan mekanisme lain agar terbebas dari kotoran dan debu sampai alat
akan digunakan kembali. Distribusi alat keluar dari tempat penyimpanan harus dengan
lalu lintas personel minimal di wilayah steril untuk menjaga kondisi alat tetap
steril. Untuk distribusi, petugas pelaksana operasional dan pemeliharaan alat
sterilisasi sentral menyerahkan alat-alat yang telah steril ke petugas
administrasi sterilisasi sentral yang kemudian alat dapat diambil petugas
ruangan agar dapat digunakan operator.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar